Sektor pertanian Tanah Air sedang moncer

id pertanian,gabah,petani,harga gabah,wamendes pdt,nilai tukar petani,ntp,bulog,ekspor beras

Sektor pertanian Tanah Air sedang moncer

Petani menggunakan alsintan di lahan sawah Desa Cahya Maju, Kecamata Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. (ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria menyebutkan harga serap gabah sebesar Rp6.500 per kilogram menggenjot kesejahteraan petani di desa, seiring dengan jumlah stok beras nasional yang melimpah.

“Bahkan dalam waktu dekat stok beras nasional diperkirakan tembus empat juta ton,” kata Wamendes PDT Riza Patria di Denpasar, Bali, Senin.

Adapun Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya sebesar Rp6.000 per kilogram. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 14 Tahun 2025.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah mencatatkan capaian penting antara lain produksi beras tertinggi dalam sejarah Indonesia dengan stok beras di BUMN Bulog mencapai 3,7 juta ton.

Baca juga: Indonesia sudah geser Thailand dan Vietnam, kini produsen beras terbesar di ASEAN

Dalam waktu dekat, imbuh dia, stok beras nasional diperkirakan juga menembus empat juta ton.

“Sebuah rekor baru dalam sejarah ketahanan pangan nasional. Tahun ini Indonesia tidak melakukan impor beras,” ucapnya.

Menurutnya, Indonesia juga berpotensi menjadi negara pengekspor termasuk untuk kepentingan kemanusiaan.

Di sisi lain, ia menambahkan pemerintah mencanangkan program pencetakan dua juta hektare lahan baru sebagai bagian upaya mewujudkan kedaulatan pangan. Potensi Indonesia untuk mencapai swasembada pangan secara penuh, kata dia, saat ini terbuka lebar.

Baca juga: Stok beras di Sumsel meningkat dipengaruhi petani pilih jual gabah ke BulogBaca juga: Mentan siapkan 10 ribu motor untuk penyuluh pertanian berprestasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Maret 2025 sebesar 123,72 atau naik 0,22 persen dibandingkan periode Februari 2025 sebesar 123,45.

NTP adalah salah satu indikator melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Ada pun NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.

OSZAR »