Kiat mengatasi defisit kebaikan, salah satunya dengan berkurban

id Mohammad Nuh,defisit kebaikan,berkurban sapi,hewan kurban,hari raya kurban

Kiat mengatasi defisit kebaikan, salah satunya dengan berkurban

Menteri Pendidikan 2009-2014 Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA saat menjadi Khotib Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (6/6/2025). (ANTARA/HO-Masjid Al Akbar Surabaya)

Jakarta (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) Mohammad Nuh mengungkapkan tiga cara untuk mengatasi defisit kebaikan dibandingkan dengan nikmat dari Allah SWT.

"Ada tiga cara terbaik yaitu memohon ampunan kepada Allah, memohon kasih sayang Allah, dan memperbanyak amal saleh, termasuk ibadah kurban dan ibadah sosial lainnya," kata Menteri Pendidikan 2009-2014 itu dalam khutbah Idul Adha 1446 H di MAS di Surabaya, Jumat pagi.

Menurut dia, modal nikmat diberikan Allah sebagai besar dan tak terhitung, tetapi kebaikan yang dilakukan manusia justru terbatas. Hal itu, disebut defisit kebaikan.

Shalat Idul Adha di MAS yang juga dihadiri Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekda Provinsi Jatim Adhy Karyono, dengan imam KH Abdul Hamid Abdullah.

Mengangkat tema “Memperkuat Kepemimpinan dan Kepengikutan untuk Kemaslahatan Umat”, Ketua Majelis Wali Amanat ITS itu, menjelaskan bahwa bersyukur tidak hanya atas nikmat yang diterima, tetapi juga atas musibah yang telah Allah hindarkan.

Ia mengutip QS Saba’ ayat 13 bahwa hanya sedikit hamba Allah yang pandai bersyukur.

“Seringkali nikmat baru terasa ketika hilang, seperti nikmat penglihatan yang baru disadari saat terganggu,” katanya seraya mengutip Ibnu Athoillah dalam Al-Hikam.

Mohammad Nuh membagi manusia menjadi dua golongan, Asy-Syakur, yaitu mereka yang bersyukur dalam segala keadaan dan Asy-Syakir, yang bersyukur hanya saat menerima nikmat.

Ia menyebut produktivitas kebaikan manusia saat ini rendah, bahkan minus, karena sering menyalahgunakan nikmat.

Selain dosa personal, katanya, defisit kebaikan juga disebabkan dosa sosial akibat abai terhadap persoalan masyarakat, seperti nasib anak yatim, fakir miskin, dan ketimpangan pangan.

Hal ini, ujarnya, bahkan dikategorikan sebagai pendusta agama sebagaimana peringatan keras dalam QS Al-Ma’un ayat 1–3.

“Intinya adalah semangat berkurban. Amal sosial adalah bentuk konkret ibadah yang bisa menjadi deposito kebaikan untuk masa depan,” ujarnya.

Ia mengingatkan kisah tiga orang terjebak dalam gua yang berhasil keluar karena doa mereka berlandaskan amal kebaikan.

“Mari tingkatkan kualitas ibadah dan amal sosial untuk mengurangi defisit kebaikan,” katanya

OSZAR »